14 Maret 2020

Les Bahasa Asing di Bandung

Jaman duluuu banget, mau belajar bahasa asing (selain bahasa Inggris) di Bandung susaaah banget. Semangat ada, tapi temen ga ada.  Niat belajar sendiri, tapi khawatir salah karena ga ada pengajar yang bimbing. Modal nonton film atau dengerin musik, tapi ternyata bahasanya ga formal dan kasar. 

Nah kan, judulnya cita-cita kuliah di luar negeri ya cuma mimpi aja gitu. 

Tapiiii, itu dulu. Jaman sekarang mah ga usah khawatir. Alhamdulillah di Bandung udah ada pusat bahasa asing alias tempat les bahasa asing yang cihuy pisan. Baiklah, izinkan saya berbagi informasi bermanfaat ini ya. 

Namanya GATE Language Assistant. Lokasinya di Jalan Bengawan No. 69 Lantai 3 Bandung. Jadi selidik punya selidik, kursusan ini baru didirikan bulan November 2019 dan launching bulan Januari 2020. Kerennya lembaga ini adalah menyediakan program yang super duper komplit dengan pilihan bahasa yang buanyak.

Program :
  • Kelas Offline
  • Kelas Online
Pilihan Bahasa :
  • Bahasa Inggris
  • Bahasa Mandarin
  • Bahasa Korea
  • Bahasa Jepang
  • Bahasa Jerman
  • Bahasa Arab
Program Spesial :
  • Program Training
  • Program Kelas Persiapan Ujian, seperti TOEIC, TOEFL, IELTS, JLPT, JFT, TOAFL
Kaann- komplit beud. Ditambah pengajarnya kebanyakan lulusan luar negeri dengan pengalaman ngajar yang ga setahun-dua tahun, tapi more than five years. Ngeri beuuud.

Bedanya GATE sama kursusan lain adalah GATE juga ngedampingin banget pelajarnya di luar jam belajar. Yes, namanya juga assistant. Mantep kans?

Hihihi.. maap jadi promosi. Tapi seriusan recommended banget buat warga Bandung yang mau belajar bahasa asing. Eh, buat luar Bandung juga denk, karena ada kelas onlinenya.

Yuhuu.. silahkan melipir ke IG nya buat tau info lebih lanjut : GATE_Languageassistant 

Guys, yang mau ke korea. Asli, persiapan bahasa sangat mempengaruhi dan menjadi poin tambahan. Langsung aja ke GATE karena pengajarnya lulusan Korea (Dosen Bahasa Korea). 


Have a great weekend guys. 

#GATELanguageAssistant #LanguageCentreBandung #LesBahasaAsingBandung

13 Februari 2020

KGSP 2020 : Tips apply KGSP (Korean Government Scholarship Program) - Beasiswa Korea (Part 2)


Halloo..

Maapkan sudah lama ga update blog (emang siapa yang nungguin?) hihihi..

Tapi tenang, sekalinya nulis blog saya akan share sesuatu yang bermanfaat. Yes, setelah menulis cerita tentang Tips Apply KGSP di bulan Feb 2015 lalu, dan setelah komennya banjir sampai 436 komen (http://katakatakuw.blogspot.com/2015/02/kgsp-korean-government-scholarship.html)  - Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk share langsung (tatap muka) di Bandung.

Bismillah. Niat saya berbagi ilmu. Supaya teman-teman semangat dan bisa ikut merasakan indahnya berkuliah di Korea Selatan.

Nah, udah tau donk kalau beasiswa KGSP 2020 udah buka? Cusss liat dokumennya, isi, dan kalau ada yang belum paham atau ragu silahkan hub saya atau langsung ketemuan di acara ^^- insya Allah saya akan membantu sebisanya.

Balik lagi ngomongi sharing beasiswa tatap muka hihihi.. acaranya bakal dilaksanakan di Bandung. 22 Februari 2020. See you there wahai teman-teman KGSP hunters ^^






25 Desember 2018

Apply KGSP- Perlu Ngehubungin Prof Dulu?

Dear kamu-kamu yang sedang semangat berburu beasiswa khususnya KGSP, saya mau sedikit sharing dari pengalaman saya yaa-

Jadi banyak email yang masuk menanyakan dan mengeluhkan tentang ga punya kenalan professor. Hey guys, kamu ga perlu hubungin prof dulu. Langsung apply aja. Kenapa? Karena punya kenalan Prof juga ga ngaruh. Loh kok bisa?

Jadi yaa- ujung dari keputusan diterima atau tidak itu dari KGSP nya langsung, bukan dari Prof. Meskipun kamu dinyatakan lulus oleh kampus yang kamu pilih, tapi belum tentu lulus KGSP nya.

Waktu saya apply, saya ga punya kenalan Prof sama sekali. Langsung apply aja gitu. Sementara itu, teman saya punya kenalan dengan Prof dan sering banget email-email-an sampai si Prof kasih surat rekomendasi buat next step (ke KGSP nya). Dan hasilnya, teman saya ga lulus. Padahal udah ngobrolin research sana-sini. Tapi yang pasti guys, Allah Maha Menentukan.

Jadi, jangan pesimis duluan kalau ga punya kenalan Prof. Coba aja! Lagian ya, Prof disini super duper sibuk buanget. Email mahasiswa nya aja yang mau ngobrolin research dibalas 2 bulan, 3 bulan atau bahkan 1 tahun kemudian (ini berdasarkan pengalaman). Apalagi yang baru mau apply- logikanya sih gitu.

So.. semangat apply genks meski tanpa kenalan Prof ^^


Korea  25.12.2018 / 10.00 PM

13 Oktober 2018

(Kuliah) Master Degree di Korea

Bismillah,
Tulisan kali ini tentang gambaran bagaimana kuliah di luar negeri, khususnya Korea Selatan. Ditulis berdasarkan pengalaman saya dan teman-teman di sini yang saya ketahui. Semoga bermafaat yaa buat kalian yang berniat mau kuliah di Korea Selatan.

Saya berkuliah di salah satu kampus terbaik di Korea, termasuk top 3 dan jadi incaran banyak orang. Sebelumnya, saya ga tau kalau kampus saya se-wah ini. Maksudnya? Kalau orang korea tanya saya kuliah dimana, dan ketika saya jawab nama universitasnya, mereka akan dengan sangat berlebihan (dibaca : lebay - menurut saya) menjawab : daebak! (adalah ekspresi untuk menyatakan hebat, luar biasa, gileeee- gitulah kurang lebih). Kenapa mereka begitu? Karena konon katanya masuk sini susah, keluarnya susah, dan alumninya kebanyakan jadi orang-orang hebat, khususnya di negara Korea. 

Saya? Saya mah keterima beasiswa di luar negeri aja udah Alhamdulillah banget. Ga gitu mikir univnya apa. Yang penting mah niat belajar. Heu ^^

Kita mulai -

Semeter satu,
Akan ada orientasi kampus. Eits, tenang dulu- orientasi di sini berkelas, ga pake acara disuruh bawa tas kantong terigu, kuncir rambut tujuh warna, sepatu tali rapia dll nya yang sering terjadi di negara kita, ampe ada sekdis dan angels hahaha (cung yang ngalamin?). Semoga sekarang udah ga begitu yes. Lanjut, orientasi di sini ngebahas tata cara atau prosedur perkuliahan, semacam berapa sks yang harus diambil, bagaimana penulisan thesis, bagaimana kalau harus cuti kuliah, dll nya. Orientasi disampaikan dalam dua bahasa, English dan Korean. Kemudian, akan dilanjutkan jalan-jalan keliling kampus, ngenalin gedung-gedung dan ruangan-ruangan penting di kampus. 

Di semester satu ini kamu akan dikasih dosen pembimbing. Entah pertimbangannya apa, tapi department yang menentukan. Biasanya, dosen pembimbing akan mengundang kita untuk perkenalan dan obrolan ringan mengenai peneliatan apa yang akan dilakukan di akhir perkuliahan. Kalau ga cocok? Boleh banget ganti, tapi nanti- pas masuk semester dua. Dan yang saya suka, disini serba online, ganti dosen pembimbing pun online. Tapi tentunya, atas sepengetahuan dosen pembimbing dan calon dosen pembimbing. Biasanya kedua dosen ini akan saling menghubungi. 

Oia, untuk master degree disini kita harus ambil minimal 24 sks. Idealnya, di akhir semester tiga kita sudah harus menyelesaikan 24 sks tersebut. Semester empatnya tinggal penelitian aja. Buat saya, semester pertama cukup mengagetkan- hampir setiap pertemuan harus bikin response journal. Dan jurnal-jurnal tersebut akan dibagikan di akhir semester beserta nilai yang terpampang nyata di jurnal ituh hohoho ^o^

Semester dua, 
Semester dua biasanya udah mulai bisa beradaptasi. Nah- tentang gimana pilih mata kuliah, di sini kita bebas pilih mata kuliah yang kita mau. Kalau di Indonesia kan kebanyakan ambil mata kuliah yang sudah ditentukan ya. Jadi kelas satu dan kelas lainnya teh orangnya sama aja. Kalau di sini, kelas satu dan kelas lainnya orangnya beda-beda karena minatnya beda-beda. Jadi, agak susah punya sahabat yang benar-benar dekat. Kelas terkecil yang pernah saya ikuti berjumlah 5 mahasiswa saja (horor banget ini haha), dan kelas terbesar sekitar 15-20 mahasiswa.

Tugas bikin jurnal-jurnal masih akan tetap ada di semeter dua ini. Oia, ditambah presentasi ya- lumayan bejibun presentasinya. Tapi jangan khawatir, setiap ending dari presentasi akan ada feedback dari prof nya. Heu- soalnya ada kan yaa yang nugasin presentasi, trus kelar presentasi udah langsung pulang aja, heu.

Tentang presentasi dan tugas kelompok- saya mau cerita sedikit. Berdasarkan pengalaman, waktu saya tinggal di kota kecil (bukan Seoul), teman-teman korea akan sangat ramah di ajak belajar bareng atau keluar buat diskusi. Tapi tidak di Seoul. Saya merasa orang-orang Seoul sangat individual sekali. Kalau di lingkungan kampus, mereka lebih suka ngerjain tugas masing-masing wlopun judulnya tugas kelompok. Biasanya tugas di bagi-bagi, dikumpulkan di satu orang melalui email, kemudian disatukan hasilnya. Buat saya sih ini engga banget ya. Tapi ya udah- mungkin mereka ada kesibukan lain.

Eits, ada yang penasaran tentang mahasiswa-mahasiswanya? Nah, klo angkatan saya itu 75% orang korea dan sisanya orang asing. Tapi seriusan, hampir 90% dari total mahasiswa korea angkatan saya, semuanya lulusan luar negri macam amri dan ostrali. Jadi guys, jangan tanya bahasa Inggris mereka gimana! Karena saya akan bilang, ngeri!

Semester tiga,
Di awal semester tiga ini kita disarankan udah harus ambil comprehensive exam. Untuk kampus saya, syarat untuk mengikuti exam ini adalah mahasiswa yang sudah menempuh setidaknya 18 sks. Nah, penting nih buat bikin plan dari awal kuliah, tentang berapa sks yang harus di ambil biar kuliah lulus tepat waktu. Kenapa? karena comprehensive exam ini hanya ada di awal semester dan termasuk syarat untuk bisa ujian sidang. Kalau gagal exam? Harus nunggu semester depan buat ikutan lagi. Heu- jadi mahasiswa disini mati-matian belajar buat exam yang satu ini. Kebayanglah yaa.. satu subjek mata kuliah yang kita pelajarin harus di ujikan dalam waktu 2 jam. Ha! Tambah menyeramkan kalau subjeknya kita pelajari di semester satu, lewat semester dua, dan semester tiga harus diujikan. Ha! Bongkar file lama. PR banget.

Ketentuan comprehensive exam:
Master degree student harus ambil 3 subjek, sementara Doctoral degree student harus ambil 4 subjek. Tiap department punya kebijakan masing-masing. Di department saya, mahasiswa hanya boleh ambil 2 subjek untuk setiap semester. Simplenya gini, di semester 3 ambil 2 subjek buat exam, dan di semester 4 ambil 1 subjek lagi. Buat saya, exam ini adalah exam terhoror selama kuliah- karena ini menentukan nasib kapan bisa ujian sidang.

Lalu, subjek apa saja yang boleh di exam kan?
Nah, untuk master degree student gini : 2 subjek fokus kamu, dan 1 subjek harus diluar fokus kamu. Misal, saya kan fokus nya ke literature. Jadi, saya harus ambil 2 subjek literature dan 1 subjek non-literature. Waktu itu saya ambil linguistik. Rasanya luar biasa ketika 'dipaksa' harus ujian satu subjek yang bukan saya banget. Mau nangis rasanya. Share aja- dulu subjek yang saya ambil adalah studies in teaching through literature, teaching English through picture books in EFL, dan seminar in second language pragmatics.

Ujiannya gimana sih?
Jadi, satu ruangan itu kan ada beberapa mahasiswa yang ikutan- nah, ga semua mahasiswa ini pilih subjek yang sama. Jadi ga mungkin banget lah yes buat contek mencontek atau ngintip-ngitip jawaban anak depan atau sebelah wkwkw. Seingat saya, satu subjek itu 2 jam. Jumlah soal antara 3 - 10 soal, tergantung prof yang bikin soalnya. Dan yang unik adalah, lembar jawaban dibikin sedemikian rupa biar saat periksa prof ga tau itu punya siapa. Jadi benar-benar bersih dan adil. Jadi ga ada deh cerita karena dekat sama Prof bakal dikasih score gede karena Prof sendiri ga tau itu punya siapa aja dan siapa aja yang ikut exam dia. Oia, score yang dinyatakan lulus adalah score 70 keatas. Dulu, ada teman saya yang dapat score 67 dan huhuhu.. harus ngulang next semesternya. Sadis kan. Sedih banget pasti. Saya juga ngerasain. Alhamdulillah saya lulus untuk 2 exam literature dengan nilai yang saya sendiri ga percaya, Alhamdulillah banget, hampir nyundul 100. Tapi, saya gagal di exam linguistik dan ini jadi salah satu penyebab saya ga bisa lulus tepat waktu TT. Ini episode paling pait selama kuliah. Dunia berasa runtuh karena harus nambah semester cuma buat nunggu exam, sementara jatah beasiswa ga nambah. Ups- curhat dikit!

Oia, untuk ujian compre ini beda-beda ya tiap kampus. Tapi hampir bisa dipastikan setiap kampus ada. Bedanya gimana? Jadi, ada kampus yang memperbolehkan mahasiswanya untuk open book saat exam, ada yang exam nya lewat email jadi dikerjain di rumah, ada yang katanya asal jawabnya panjang dilulusin, ups! Kampus saya? ga ada acara open book.

Semester empat, 
Semester empat ini udah ga ada perkuliahan. Cuma cerita nongkrong di perpus dan sekitarnya. Haha! Tapi boleh lah ya saya cerita lainnya tentang syarat lulus. Kalau di kampus saya, syarat lulus harus :
- Lulus comprehensive exam (3 subjek untuk master, dan 4 subjek untuk doctoral)
- Punya sertifikat TOPIK level 4 yang masih berlaku atau kalau ga punya harus ikut kelas bahasa korea pas summer vacation atau winter vacation. Tentunya harus lulus juga. Btw, TOPIK ini semacam TOEFL tapi untuk bahasa korea nya ya ^^
- Lulus exam bahasa Inggris yang di bikin kampus (ini untuk department tertentu)
- Punya sertifikat IELTS minimal score 6 (untuk department tertentu)
- Sudah publish minimal satu jurnal (khusus untuk doctoral).

Nah, klo itu semua udah komplit baru boleh ikut ujian sidang. Penasaran sidangnya kayak gimana? Klo banyak yang komen saya lanjutkan. Klo ga ada ga saya lanjutkan, Haha.. panjang-panjang nulis ga ada yang baca kan syedih yes.

Hey kamu-kamu, pokoknya semangatlah. Jangan sering bersuara pengen kuliah di luar negeri tapi bentar-bentar ngeluh : ini gimana ya, itu gimana ya, susah eunk! Apalagi klo ada yang ngeluh : kak, isi formulir beasiswanya gimana sih? aku ga ngerti bahasa Inggrisnya. (Helow!) Ini baru formulir, belum jurnal-jurnal seabrek yang harus kamu baca nanti pas kuliah. Karena seriously, kuliah di luar negeri itu sendiri dan benar-benar sendiri. Ga ada deh cerita nge-genk dan ngerjain bareng. So, -apalagi atuh ya- semangatlah. Lurusin niat dan minta sama Allah.


Sekian,
Semoga bermanfaat ^^


Hollys Coffee, Ilsan 13.10.18

16 September 2018

Rindu

Aku Rindu Apa.


Ilsan  16.09.18   08.23 PM

Bagaimana-

Bagaimana kalau ia merindukan masa lalu yang kamu anggap sebuah ketidakdewasaan?
Bagaimana kalau ia menyukai hal-hal yang kamu bilang sia-sia?
Bagaimana kalau ia merasa bahagia dengan sesuatu yang kamu bilang 'ngapain sih,"?

Bagaimana kalau ia merasa sedang tidak bahagia dengan sesuatu yang kamu bilang seperti ini seharusnya?
Bagaimana kalau ia rindu masa lalu dan sementara kamu tidak ingin seperti masa lalu?

Jangan bungkam mulutnya-
Tanyakan apa yang bisa membuatnya bahagia.

Karena bahagianya seharusnya prioritasmu.
Mungkin seperti itu harusnya.


Ilsan  16.09.18    08.18 PM

Gelap. Sangat Gelap.

Apakah saya tipe pendendam?

Seseorang datang dari masa lalu.
Sesorang yang sudah melempar tinta hitam di kacamata saya sehingga dunia pernah terasa begitu gelap. Ia datang untuk beberapa detik kemudian pergi. Bisa jadi ketidaksengajaan, atau ...

Dari sekian detik, kamu menarik ku jauh ke belakang - merasakan pahitnya itu. Kurasa kau tidak akan pernah hadir lagi dalam tulisanku, ternyata...

Jangan pernah datang wahai kamu- yang pernah aku gelari sahabat, di masa lalu.

Apakah saya tipe pendendam?
Entahlah- yang pasti saat itu gelap. Sangat gelap.


Ilsan  16.09.18   07.41 PM

25 Agustus 2018

Korea dan Alarm

Hari Sabtu lagi guys! Waktunya menulis!
Mau cerita nih tentang korea dan alarm nya. 

Tanggal 23 kemaren dihebohkan dengan berita bahwa akan ada angin Topan melanda Korea Selatan. Sebenarnya berita ini mulai menyebar sekitar tanggal 21 Agustus. DIkabarkan bahwa angin ini dari Jepang dan sedang menuju Korea dengan rute terlebih dahulu melewati Jeju baru Seoul. 

Ini bukan hoax, karena memang pemerintah Korea mengumumkannya di beberapa media. Dan ini kerennya Korea, selalu ada peringatan dini untuk masyarakatnya. Jadi masyarakat pun tau apa yang harus dilakukan. 

Isi beritanya kurang lebih tanggal 22 malam akan hujan besar. Lalu esok dini harinya jam 3 pagi akan ada angin topan yang cukup besar melanda Seoul dan sekitarnya. Lalu kemudian berita berubah, katanya angin topan ga jadi jam 3, tapi jam 6 pagi. Begitu berita yang saya dapat dari teman-teman dan media-media. 

Lalu? Lalu sebagai antisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang buruk. Beberapa sekolah di liburkan. Beberapa kantor pun memperbolehkan karyawannya untuk datang telat setelah cuaca membaik, atau bahkan memperbolehkan karyawannya untuk tidak masuk kantor. Seperti di tempat saya kerja, Boss menyuruh kami untuk pulang cepat tanggal 22 dan memperbolehkan untuk tidak masuk demi keamanan. 

Tanggal 22 sore semua handphone sekorea berdering, ada SMS masuk dari pemerintah. SMS peringatan dini tentang angin topan ini. Tapi mungkin hanya hape saya yang ga bunyi, karena hampir 2 bulan ga di isi pulsa wkwkkwkw... jadi sms apapun ga bisa masuk. Maapkan! 

Jam 5 pagi saya bangun, pastilah khawatir dengan berita itu. Sambil melihat kearah jendela, sambil saya buka website berita korea. Ga ada kabar terbaru, hmm.. atau mungkin mata saya ga awas karena masih setengah sadar. Tidur lagi lah saya. Jam 8 pagi saya hubungi teman korea saya untuk tau update beritanya, dia bilang rute angin topan berubah- ga akan mampir ke Seoul. Lebih lanjut, dikabarkan bahwa anginnya mulai melemah. 

Teman Indonesia saya menambahkan informasi yang saya dapat. Dia bilang, angin topan ga akan datang karena kita punya tolak angin. Hahaha... bukan iklan. Lagi panik jadi ketawa karena becadaan teman. 

Sekian cerita minggu ini. Semoga kita semua dalam lindungan Allah SWT.
Terima kasih Allah, angin topan ga jadi mampir :)

Ilsan 25.08.18   02.31 PM

19 Agustus 2018

Sekolah Dasar Jaman Saya

Karena kita tidak sempurna,

Terima kasih kepada sahabat yang baru saja menelpon dan menceritakan kekhawatiran tentang anaknya. Terima kasih karenanya, saya ada bahan untuk menulis ^^

Saya merasakan bagaimana tertekannya ketika duduk di sekolah dasar. Bayangkan, baru tingkat sekolah dasar tapi sudah tertekan- bukan satu hal, tapi banyak hal. Dan kini, anak dari sahabat saya sekolah di tempat yang sama dengan saya dulu hihihi ^^ 

Jadi, sekolah itu ada sekolah negeri favorite di kota saya. Hampir tiap tahun, nilai NEM (Nilai Ebtanas Murni, istilah jaman dulu) atau ujian nasional (istilah jaman sekarang, ya kan?) tertinggi selalu di raih oleh siswa dan siswi dari SD ini. Bukan hanya juara 1, terkadang seringnya juara 2 dan 3 di raih oleh siswa-siswi sekolah ini. 

Tentunya ini sebuah keberhasilan. Dari sinilah, orang tua berbondong-bondong ingin memasukan anaknya ke sekolah ini. Banyak yang diterima, namun banyak juga yang ditolak karena kuota dan kemampuan anak yang dirasa kurang. Definisi berhasil saat itu adalah ketika siswa berhasil menjadi juara dengan nilai yang tinggi. Dan mungkin, definisi itu belum bergeser dan masih berlaku saat ini. Tapi tahukah kalian, bahwa sejumlah anak menderita dengan mimpi-mimpi yang kalian ciptakan dengan egois, wahai para orang tua. 

Izinkan saya bercerita tentang kisah saya di sekolah elit dan favorite ini. Saya sebut elit karena sekolah ini sekolahnya orang kaya- semua orangtuanya berduit. Mudah rasanya untuk sekolah mengumpulkan sumbangan-sumbangan untuk kegiatan ini itu dan pembanunan ini itu. Yang saya ingat, banyak teman sekelas saya yang membawa mainan bagus ke sekolah. Mainan yang harganya fantastik. Ga sedikit mainan-mainan itu dibeli dari luar negeri. Ingat saya, saya ga pernah punya mainan itu. Mau pinjem aja rasanya takut. Takut lecet dan ga bisa ganti. Sembilan puluh lima persen anak yang sekolah disitu dijemput dengan supir pribadi atau paling tidak ikut mobil jemputan. Ingat saya, saya selalu naik angkot yang harus jalan dulu ke pangakalan- kadang di jemput mamah naik motor honda 70 warna merah :)

Saat istirahat, anak-anak orang kaya itu bawa bekal makanannya sendiri dengan kotak makan yang bagus. Ingat saya, saat jam istirahat saya mengeluarkan plastik hitam yang isinya cemilan-cemilan untuk di jual. Beberapa cemilan saya (dan keluarga) bungkus satu-satu malam harinya. Perbedaan ekonomi jadi salah satu tekanan. Iri rasanya. Kapan bisa punya mainan bagus, kapan bisa naik mobil bagus, kapan bisa bawa bekel pake tempat makan bagus, kapan punya sepatu bagus. (Kok ya jadi sedih nulisnya TT). Lalu, mereka yang berkecukupan kebanyakan ikut kelas tambahan, yang artinya punya kesempatan lebih untuk belajar. 

Hal lain yang saya ingat, buku-buku yang buanyak dan berat. Ngeri ngebayanginnya- kalau boleh lebay, mungkin pundak saya sedikit bungkuk saat ini akibat buku-buku itu. Lalu teman-teman saya? kebanyakan dari teman-teman saya memakai tas yang ada roda nya. Udah pakai roda, dibawain pula oleh supir pribadi nya atau supir jemputan. Tas saya dulu, tas biasa yang magnet kaitannya rusak. Hihihi... sedih. 

Dan situasi seperti ini konon katanya masih berlangsung sampai saat ini dan lebih mengerikan lagi. Tidak jarang pembelajaran menggunakan laptop. Anak-anak bawa laptop ke sekolah. Iyes kalau orang tua mereka mampu- kalau engga? Belum lagi pelajaran yang lebih sulit kalau dibanding sekolah lain. Bagus siih- tapi anak-anak jadi terbebani yang efeknya si anak harus ikut les sana-sini biar ga ketinggalan. Dan ini terjadi pada anak sahabat saya. Mendengar ceritanya membuat saya teringat masa lalu hihihi.. masih aja ya. Pernah teman saya tanya soal matematika ke saya, soal anak kelas 4 SD. Susah, saya nyerah. Saya kasih adik saya yang jago itung-itungan. Dia bingung. Saya kasih teman saya, dosen matematika. Dia butuh waktu untuk mengerjakannya. Hahaha.. bayangkan sodara-sodara betapa stressnya anak. Sekolah mulai jam 6 pagi, selesai jam 2 siang. Istirahat satu jam, kemudian mereka harus les lagi sampai jam 5 sore. Pulang ke rumah, mandi, ngaji, makan, ngerjain PR. Aktivitas berulang dari senin-sabtu.

Btw, saya sekolah di sekolah elit ini dari kelas 3-6. Sebelumnya saya sekolah di sekolah lain, dimana kebanyakan anaknya pakai plastik supermarket buat tas sekolahnya. Saya ngalamin juga pakai kresek buat tas sekolah (klo ga salah, lupa-lupa inget). Tapi it was fun, semua pakai kresek, pulang bareng jalan kaki. Ga ada gap ekonomi. 

Saya belum jadi orang tua, tapi saya pernah jadi guru. Saya tau hal-hal seperti ini mengambil waktu main mereka sebagai anak-anak. Belum lagi ketika metode pengajarannya membosankan. 

Di sini tugas orang tua. Please, jangan buat anak-anak kalian stress dan tertekan dengan mimpi-mimpi egois kalian. Ajak anak bicara, apa yang mereka mau, apa yang membuat mereka senang. Tugas kita mengarahkan, menemani, bukan memaksa. Peace!

Dan teman saya kini khawatir, sering nangis mikirin anaknya yang masih susah ngikutin. Anaknya kelas satu SD. Ketika ia bandingkan materi pembelajaran dengan SD lain. Wow! Jauh berbeda, jauh lebih sulit. Menurut ceritanya, banyak anak yang nangis di kelas karena ga bisa ngerjain soal. Banyak juga anak yang bengong liat papan tulis dan buku. Bingung harus ngerjain apa. Apa yang kamu pikirkan dengan kondisi yang seperti ini? Sedih siihh saya mah TT

Hahaha.. maafkan tulisan yang tidak terstruktur ini. 

Semangat nemenin anak menghadapi dunia yang luar biasa ini!
Semoga saya cepet punya anak! Aamiin!

Ilsa, 19.08.2018   09.57 PM

28 Juli 2018

Setelah sekian lama

Setelah sekian lama...
Akhirnya bisa duduk manis santai di cafe tanpa harus bawa tugas serius ke sini. 
Rasanya? Bahagia, senang, dan nyaman. Sambil minum, sambil menulis yang ringan ini itu.
Menyalurkan kesenangan yang harus ditunda karena kewajiban yang lain.

Masih sama dan mungkin akan selalu sama, coffee mocha sudah siap menemani beberapa jam kedepan. Dan laptop mungil sudah menunggu lama untuk dimainkan dengan sederhana. 

Diluar sana hujan cukup deras. Bahagia bertambah. Setelah sekian lama Seoul diselimuti panas luar biasa. Akhirnya, disiram air langit. Alhamdulillah. 

Berbicara tentang panas. Apa yang kalian lakukan untuk menahan panas di hati? Bukan ke benci atau iri, tapi lebih ke gemas karena itu salah. 

Saya, bukan orang yang pandai menahan panas. Tipikal jujur (berusaha membela diri kkk). 
Jatuhnya, wajah saya jutek atau saya pergi meninggalkan ia, mereka atau lingkungan yang salah. Mencoba mendamaikan hati. Kan- jadi curhat. Bebaslah yaa.. blog saya. 

Akhir-akhir ini lagi jenuh banget sama rutinitas kantor. Tapi harus tetap bertahan karena beberapa hal yang saya pikir untuk kebahagiaan banyak orang. Sampai kemudian saya bertanya: apakah saya bahagia dengan ini?


Hollys Ilsan, 28.07.18   11.12 PM