Satu hari sepi ini hadir. Mempertanyakan semua dengan teliti.
Menyesali satu per satu. Menjawab sambil menerka dan men-design.
Hujan turun membasahi tanah jelang senja. Menggoyangkan daun dengan sentuhannya. Menyapu debu jadi basah. Memupus keras jadi lubang.
Terik panas di tengah dahaga. Mengubah cita jadi amarah. Menyulap kesegaran jadi asa yang putus. Letih jadi selimut.
Sinar malam hadir memanja. Merajut maya jadi puisi. Memolek bahagia diatas risau. Kau yang membuatnya jadi gelap, Kau juga yang memecahnya jadi cahaya.
Tangan ini untuk menggenggam, Lalu bagaimana mungkin Kau tidak memberikan pasangan tangan lain untuk kugenggam?
Masih ada pundak yang Kau susun tegap, kemudian bagaimana mungkin Kauizinkan aku menangis sendiri tanpa pundaknya untukku sandarkan?
Tubuh ini hangat dengan darah dan sejuta sel yang bekerja, lalu bagaimana mungkin kau membiarkan tubuh ini menggiggil dingin tanpa selimut?
Bagaimana mungkin Kau ciptakan aku tanpanya? Hanya saja semua berjalan dengan waktu, itu saja kan?
Lalu Bagaimana mungkin aku dicipta sendiri?
Kemudian Bagaimana mungkin Kau izinkan aku berjalan dengan sepi?
Temui aku karna aku tak ingin sepi.
20 March 11 02.48 AM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar