Mendengar kabar bahagia, sahabat baik akan menikah. Meski kami tidak lagi satu kota, bukan berarti kami hilang komunikasi. Berceritalah ia tentang hebatnya calon suaminya. Subhanallah, saya senang bukan main. Akhirnya ia bertemu bahagia yang ia lukis. Penantiannya saya tau benar. Jalan cerita cintanya hingga bertemu laki-laki pilihannya ini, sayalah pendengar setianya. Tak jarang, kami menembus pagi. Itu kami. Beberapa hari sebelum menikah saya tetap menanyakan persiapannya dan tentunya berkali-kali mengungkap sedih karena ga bisa hadir. Pertanyaan yang saya pun ga tau gimana harus menanyakannya akhirnya terucap. Jilbab tetap dipake kan saat pesta pernikahan?
Semoga, pasangan saya nanti mengingatkan saya untuk tetap berada di jalanNya bagaimana dan apapun situasinya. Adat dan pesta untuk tampil cantik ala mereka atau tukang rias bukan alasan membuka jilbab atau memakai rambut palsu atau penutup kepala.
Bukan demi adat kita cantik.
Bukan demi pesta kita cantik.
Bukan karena menjadi ratu sehari kita cantik.
Tapi,
Demi Allah dan karena Allah lah seharusnya kita cantik.
#Cuap-cuap malam.
Seoul. 7.11.14 00.31 AM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar