Aku benci menjadi kuat.
Membohongi diri.
Jangan pandang aku seperti itu.
Aku terlihat sangat kasihan.
Ya, kasihan sekali kamu, wahai aku.
Seoul 31 Maret 2015 00.59 AM
30 Maret 2015
29 Maret 2015
Aku yang tak sesuai
Kurasa malam tak pernah bertanya pada bintang kenapa ia hadir. Dan kukira malam juga tak pernah meminta untuk sepi berteriak jadi ramai. Semuanya berjalan sesuai.
Kurasa pagi tak pernah marah ketika kicauan burung terus-menerus saut-menerus. Dan kukira pagi tak pernah bertanya pada matahari kenapa ia bergandeng tangan. Semuanya berjalan sesuai.
Mungkin aku yang tak sesuai. Terus bertanya dan mengira. Hingga pagi kembali datang dan malam mencoba memeluk.
Seoul 30 Maret 2015 00.11 AM
27 Maret 2015
Adalah caramu
Gerimis membawa kenangan, mengayunkan langkah dalam bayang.
Kemudian-
Bunga alang-alang menari mengiringi langkah.
Kemudian-
Bunga alang-alang menari mengiringi langkah.
Adalah caramu, melangkah dalam hujan membuat kenangan
lalu mengayunkan genggaman erat.
Mari bermain dengan hujan. Bukan untuk sekali lagi.
Berkali-kali.
Mari menyulam cerita baik. Menjadi berbuku-buku yang tak habis untuk diceritakan dalam tujuh malam.
Seoul 27 Maret 2015 12.52 PM
Mari bermain dengan hujan. Bukan untuk sekali lagi.
Berkali-kali.
Mari menyulam cerita baik. Menjadi berbuku-buku yang tak habis untuk diceritakan dalam tujuh malam.
Seoul 27 Maret 2015 12.52 PM
Label:
Di Korea,
Lived Experiences,
Poems
Mau Stay di Korea Ajaaa~
Satu hari di winter vacation saya bertemu dengan teman lama~ lebih dari enam bulan saya tidak bertemu. Tidak terlalu akrab tapi saling mengenal, teman seperjuangan belajar bahasa. Kami pergi kesana kemari menghabiskan waktu ^^. Tentu saja pembicaraan kami seputar masa lalu, saat kami belajar di satu universitas yang sama. Cape jalan dan makan kita memutuskan untuk pulang~ tapi sebelum pulang kami putuskan untuk duduk-duduk manis di cafe yang pating telektek (banyak disana-sini) -maaf, bahasa daerah saya keluar hihihi ^^
Kami bertiga saat itu, dua perempuan dan satu laki-laki. Dan disini kami tidak lagi berbicara tentang masa lalu, tapi masa depan, mau apa dan mau kemana setelah ini. Saya ga mau banyak berdebat atau berpendapat, kecuali diminta. Kenapa? Karena terkadang ini bisa jadi bahasan yang sangat sensitif. Ini tentang prinsip dan mimpi masing-masing yang setiap hati pasti berbeda. Setiap orang melihat dunianya berbeda, khawatir kalau saya bercerita terlalu berlebihan dan akhirnya kurang menjaga.
Masa depan ga jauh dari seputar pernikahan karena kami semua berstatus belum menikah ^^ yang bikin saya terkaget-kaget adalah mereka tak ingin menikah cepat. Dan kekayaan pasangan adalah nomor satu yang harus dipertimbangkan. Yang bikin saya kaget lagi adalah teman saya, perempuan berpikir untuk tidak menikah dengan banyak pertimbangan yang salah satunya akan membuat repot dan ga bebas. Kenapa saya kaget? Karena yang saya tau dia memeluk agama yang salah satu ajarannya adalah menganjurkan pernikahan. Dan dia tidak pernah ingin kembali ke negaranya, tak ingin bertemu keluarganya (mungkin punya masalah dengan keluarganya). Mau stay di Korea aja, katanya. Jujur saya serem ngedengernya. Selain usianya yang tak muda lagi dan keinginannya yan tak ingin menikah... hmmm.. Saya tak mau tau. Biar menjadi bagian ceritanya. Kecuali kalau ia meminta pendapat.
Satu orang teman lainnya pun berpendapat sama. Katanya, ia masih ingin bekerja, mengumpulkan uang. Ia bilang, ia tidak tampan, jadi kesimpulan singkat dan cepatnya adalah ia harus punya uang banyak agar perempuan mau duduk berdampingan dengannya.
Ya, ini kesimpulan singkat dan bodoh saya, mungkin. Gemerlap Korea membuat banyak orang nyaman. Keindahan Korea tak jarang membuat niat awal bergeser atau bercabang. Tak salah kalau memang semua berjalan di lintasan-Nya. Saya? Saya sih dengan 'keukeuh' juga bilang~ saya akan istirahat kuliah selepas lulus master. Master cukup. Belum ada niat Ph.D. Saya ingin dekat dengan keluarga. Dan saya ingin menyibukan diri dengan yang lain: membangun keluarga dan bermain-main dengan anak2 saya, insya Allah ^^ ~ cieeeee~~ doain yak biar cepet lulus dan nikah- hahaha.. ujungnya curhat.
Guys, apapun niat kita, jangan sampai melintasi aturan Sang Pencipta. Mungkin susah, tapi yuk ah~ bisa!
Pertanyaannya: kapan lulus kuliah, cantiik? :P
Seoul 27 Maret 2015 12.41 PM
Satu orang teman lainnya pun berpendapat sama. Katanya, ia masih ingin bekerja, mengumpulkan uang. Ia bilang, ia tidak tampan, jadi kesimpulan singkat dan cepatnya adalah ia harus punya uang banyak agar perempuan mau duduk berdampingan dengannya.
Ya, ini kesimpulan singkat dan bodoh saya, mungkin. Gemerlap Korea membuat banyak orang nyaman. Keindahan Korea tak jarang membuat niat awal bergeser atau bercabang. Tak salah kalau memang semua berjalan di lintasan-Nya. Saya? Saya sih dengan 'keukeuh' juga bilang~ saya akan istirahat kuliah selepas lulus master. Master cukup. Belum ada niat Ph.D. Saya ingin dekat dengan keluarga. Dan saya ingin menyibukan diri dengan yang lain: membangun keluarga dan bermain-main dengan anak2 saya, insya Allah ^^ ~ cieeeee~~ doain yak biar cepet lulus dan nikah- hahaha.. ujungnya curhat.
Guys, apapun niat kita, jangan sampai melintasi aturan Sang Pencipta. Mungkin susah, tapi yuk ah~ bisa!
Pertanyaannya: kapan lulus kuliah, cantiik? :P
Seoul 27 Maret 2015 12.41 PM
Teteeeeeehh~
Dengan nada manja, mengeluh, lemes, bahagia, teriak, dll~ kurang lebih begitu teman-teman saya (kadang-kadang) memanggil saya. Tergantung kondisi. Ga cowo ga cewe, ga di Jogja ga di Bandung ga di Cirebon, ga di Korea ga di Indonesia, tetap di panggil teteh ^^ hahaha.. bukan tua, tapi sedikit lebih dewasa hahaha :D *boong nu ieu mah*
Beberapa hari yang lalu sebuah pesan saya terima, meminta kesediaan saya untuk melakukan sesuatu. Dan kemarin sms datang dari seorang teman, meminta bertemu karena ingin bercerita. Hampir seharian saya bersamanya. Menjelang magrib teman saya yang lain datang dan saya berencana pulang karena sudah seharian di luar. Tapi tiba-tiba teman saya yang satu ini pun berteriak manja "Teteeeehhh~ giliran aku yang galau. Mau cerita." Hihihi~ ditunda dulu deh pulangnya ^^ mumpung ada waktu, mumpung belum banyak tugas ^^ ayo ngobrol ^^
Terus? Terus?
Iyaaa... seneng aja ketika bisa berbagi waktu dan meminjamkan telinga. Duduk manis sebagai pendengar, berbicara ketika diminta. Tapi disisi lain agak khawatir dan takut, ketika seseorang ingin bercerita dan meminta pendapat kita itu berarti mereka (mungkin) percaya dengan kita. Menjaga bicara itu wajib. Mengatur isi bicara itu penting. Jangan sampai memberikan saran yang kurang tepat apalagi tidak baik. Begitu seharusnya~ Semoga Allah menjaga tutur kata kita semua ^^ yuk, kasih manfaat ^^
Tapi pertanyaannya kemudian adalah, saya harus berteriak manja pada siapa?
Semoga bisa menjadi teteh yang baik dan menyenangkan ^^
Seoul 27 Maret 2015 12.03 PM
Tapi pertanyaannya kemudian adalah, saya harus berteriak manja pada siapa?
Semoga bisa menjadi teteh yang baik dan menyenangkan ^^
Seoul 27 Maret 2015 12.03 PM
Label:
CurCol,
Di Korea,
Lived Experiences
dan anjing besarnya~
Dari kemarin saya ingin berbagi cerita tentang apa yang saya lihat, tapi sibuk dan keinginan menulis sedang level gogoleran (males). Pagi ini yang sudah saya schedule-kan untuk belajar ini dan itu, tapi malah keinginan menulis saya lagi tinggi-tingginya hahaha... bisa diartikan juga : malas belajar :P
Jadi begini, beberapa hari yang lalu selepas kuliah pagi, saya dan teman kelaparan hihihi.. jadi kami memutuskan mencari makan yang tentunya halal ^^ sampailah kami di restauran Jepang yang semoga halal, karena yang kami pesan adalah seafood. Tapi kali ini saya bukan mau bercerita tentang restaurant Jepang langganan saya, saya mau bercerita tentang apa yang saya temui di perjalanan.
Menuju restaurant tersebut kami harus melawati perempatan, dan kawasan yang kami lewati ini memang super padat. Padat karena berjajar restaurant dan store-store lainnya. Semua orang berjalan cepat-cepat termasuk saya. Iya, disini ga bisa jalan pelan-pelan, heu~ ga enak aja, jatuhnya ngalangin jalan orang. Di arah yang berlawanan, jalanan merayap pelan, ternyata di depannya ada seorang perempuan cantik yang membawa anjing besar. Saya berpikir, ini kawasan ramai yang tidak seharusnya berjalan-jalan santai sambil membawa anjing. Setelah mendekat, tersentuhlah saya seketika, perempuan yang entah mahasiswi atau bukan terlihat memiliki masalah dengan penglihatannya sehingga harus dituntun oleh seekor anjing besar yang berjalan sangat tenang. Perempuan itu cantik, mungkin usianya 22. Sambil memegang tali yang terikat dengan leher si anjing, perempuan itu juga terlihat memakai tas selempangan. Ia berjalan cantik dan tenang di tengah keramaian.
Sehari setelahnya saya harus pergi ke kampus meski ga ada jadwal kelas. Sampai di gedung yang saya tuju, saya bertemu perempuan yang sama. Ia berdiri di tengah gedung yang saya yakin sebenernya ga diperbolehkan membawa binatang. Ia berdiri, anjingnya duduk tepat disampingnya, tenang, sangat tenang. Ingin rasanya menghampiri dan berkenalan. Tapi saya memang ga pernah bisa deket dengan anjing, takut. Saya lihat dari belakang, ia masih berdiri. Saya simpulkan ia adalah salah satu mahasiswi di kampus saya. Subhanallah, semangatnya untuk pergi ke luar rumah saja sudah luar biasa, berada di tengah keramaian, dan kemudian kuliah dengan keadaannya. Merasa tertampar diri ini yang sering mengeluh huhuhu ~ Yup, tidak ada alasan untuk berleha-leha, bermalas-malasan buat kita yang Allah ciptakan sempurna. Yuk, bersyukur dan bermanfaat ^^
Seoul 27 Maret 2015 11.35 AM
Label:
CurCol,
Di Korea,
Lived Experiences
Manja
Aaaarrrghhh~ tanda-tanda manja muncul pagi ini. Menahan diri buat ga manja teh beuraaaatt T_T.
Ga boleh manja.
Ga boleh manja.
Sendiri bisa kok.
Sendiri aja.
Peyuk, teteh ^^
(maaf, coretan hati pagi hari)
Seoul 27 Maret 2015 11.08 AM
20 Maret 2015
Saat Tua Nanti
Saat tua nanti.
Aku ingin duduk di teras depan rumah. Di kursi anyaman yang dilapisi bantalan empuk.
Saat tua nanti.
Aku ingin duduk di teras rumah. Aku tak ingin duduk di kursi goyang. Aku hanya ingin duduk di sampingmu.
Saat tua nanti.
Aku ingin duduk di teras depan rumah. Sembari menikmati teh manis hangat dengan potongan lemon. Dan sepiring kue putu.
Saat tua nanti.
Aku ingin duduk di teras depan rumah. Bersamamu melihat hijaunya rumput. Mendengar cuitan burung yang hinggap dan pergi di pagar bambu rumah kita.
Saat tua nanti.
Aku ingin duduk di teras rumah. Aku tak butuh alat sulam dan kacamata. Aku hanya butuh bahumu. Ingin manja dan bersandar.
Saat tua nanti.
Aku ingin duduk di teras rumah. Aku tak ingin tanganmu memegang koran dan larut. Aku ingin tanganmu memegang rambutku yang mulai memutih dan membelainya.
Saat tua nanti.
Aku ingin duduk di teras rumah. Aku ingin melepas senja dan menyambut fajar bersamamu. Sambil bercerita bagaimana kita bertemu dulu.
Saat tua nanti. Aku ingin duduk di teras depan rumah. Di kursi anyaman yang dilapisi bantalan empuk. Aku tak ingin duduk di kursi goyang. Aku hanya ingin duduk di sampingmu. Sembari menikmati teh manis hangat dengan potongan lemon. Dan sepiring kue putu. Bersamamu melihat hijaunya rumput. Mendengar cuitan burung yang hinggap dan pergi di pagar bambu rumah kita. Aku tak butuh alat sulam dan kacamata. Aku hanya butuh bahumu. Ingin manja dan bersandar. Aku tak ingin tanganmu memegang koran dan larut. Aku ingin tanganmu memegang rambutku yang mulai memutih dan membelainya.
Saat tua nanti. Aku ingin melepas senja dan menyambut fajar bersamamu. Sambil bercerita bagaimana kita bertemu dulu.
Seoul 20 Maret 2015 04.40 PM
18 Maret 2015
Presentasi Pragmatics- Mual - Kece ^^
Hwuaaaaa~ rasanya mau teriak!
Musim semi datang dengan manisnya, tapi tidak dengan tugas-tugas kuliah yang mulai menyerang saya bertubi-tubi. Eitttss~ berani sama saya? Baiklah~ akan saya tumpas kalian satu persatu! Eng-ing-eeeeeng~~ hahahaha... kalo di pilem mah saya udah berubah aja *tiba-tiba keingetan pilem kartun Wedding Peach jaman SD, suka banget. Mau bertempur harus berubah jadi geulis heula hihihi*
Iyeess~
Semester lalu saya mati-matian sama kelas Pronunciation, kenapa? Karena concern saya bukan disitu dan sistem belajar di kelas yang sumpah engga banget~ hihihi... alesaaaaann :P. Tanya temen-temen saya kalo ga percaya mah! Haha.. ga pada kenal kan? :P
Daaaaann.. semester ini saya 'harus' ambil kelas Pragmatics. Tepok jidat saya harus ambil kelas ini. Karena itu artinya saya musti pemanasan banget! Ini matkul jaman dulu bangeett~ dan dulu saya ga pernah merhatiin serius. Huhuhu~ ini niiihh yang namanya penyesalan datang belakangan. Singkat cerita, bismillah saya berjalan cantik menuju kelas Pragmatics yang didalamnya ada dua teman dekat saya, okelaaahh~ Dan Jreng~ nyampe kelas ternyata kelas kecil gitu yang jumlah mahasiswi nya sembilan dan mahasiswa nya satu. Ditambah ruangan yang kecil jadi berasa muka si Prof itu depan muka saya banget. Untung senyum si Prof manis banget. Saya kenalin yaa~ saya dapet kabar dari Prof Akademik saya kalo Prof Pragma ini super baik dan sahabat baik Prof Akademik saya~ jangan khawatir, gitu katanya! Tapi artinyaaaa~ Prof Akademik saya bakal cerita tentang saya ke Prof Pragmatics tentang ilmu Pragmatics saya yang super cetek!
Jreng~ Nyampe kelas saya duduk manis. Ga lama Prof dateng ^^ nampak masih muda dan edaaaan~ ini beneran belajar. Kece banget nih Prof. Ngejelasinnya mantep banget! Mulai tertariklah saya duduk lama di kelas sambil merhatiin si Prof. Saya dan teman-teman saya kira kelas selamanya bakal berjalan seperti ini, tapi sorry... kayaknya bukan S2 kalo ga presentasi T_T. Di akhir kelas Prof nugasin kita buat presentasi. Huhuhu~ mulai panik! Selalu menenangkan diri, "bisa teteh cantiiik~ bisaaaa~ barijeung deg-deg-an tea" huhuhu~ Prof bilang bahan presentasi buat minggu pertama sangat basic. Dan Prof nanya siapa yang mau presentasi duluan~ ga ada yang ngacung. Menimbang dan mengingat bahan yang katanya basic, dengan senyum manis saya mengacungkan tangan dan berkata "Saya" Jreeengg~ kisah sedih di akhir pekan akan saya mulai ceritakan! Partner saya kali ini dari Thailand. Baru saya kenal di kelas itu~ Singkat, makasih Allah, partner saya kece dan pintar sekali ^^
Presentasi hari Selasa. Tapi saya dan partner baru bisa ketemu hari Minggu. Kenapa? Iyess~ kami harus ngerjain tugas kuliah yang lain dulu dan baca bahan presentasi yang jumlahnya 24 pages. Si angka terlihat sedikit, tapi masya Allah materinya~~ susyeeehh T_T. Minggu siang ketemu, sampe minggu malem belon kelar. Lanjut Senin siang ketemu, sampe Senin malem jam 11 tuh materi presentasi baru kelar. Heu~ kami pindah tempat berkali-kali, sampe di tempat terakhir kami diminta satpam pergi karena gedung akan ditutup. Arrrggghhh~ Anyway, tau ga~ sebelum berpisah saya dan teman saya nyampe ka latihan present materi, bisi aya nu salah ngomong atau salah ngejelasin.
Buku ini, buku itu kami buka. Baca lagi. Diskusi lagi. Dan lalala lagi T_T capeeee T_T. Dan hari Selasa pun datang. Kabayang euy kelas kecil~ bakal banyak banget pertanyaan. Oia, Prof bikin aturan, setiap mahasiswa harus bikin tiga pertanyaan! Tiga pertanyaan dikali sepuluh orang??? Silahkan dihitung sendiri jumlahnya pemisah~
Setengah jam sebelum kelas mulai saya sudah duduk manis di kelas dengan si partner kece saya. Satu persatu mahasiswi datang dan mereka mengeluhkan materi jounal yang bikin muntah dan mata berkunang-kunang *maaf pemilihan kata agak lebai - saya hanya mencoba menggambarkan kondisi kami di Selasa Pagi nan mendung* Aslina! Semua mengeluh dan ga ngerti dengan isi jurnal.
ShowTime! Saya dan partner maju. Semua memperhatikan dengan seksama. Ga sedikit di tengah penjelasan si Prof nanya dan menambahkan penjelasan. Ruangan tiba-tiba menjadi panas, Lutut tiba-tiba ngaderegdeg. Dan jarum jam mendadak macet ga mau muter *maap kalo lebay lagi* Selesai. Kurang labih kami presentasi 1 jam 20 menit. Alhamdulillah selama menjelaskan lancar, Allah hebat! Di akhir presentasi, saya dan partner menyerobot dengan memberikan pertanyaan kepada Prof tentang hal-hal yang ga kami paham, hahaha... klo saya sih sebagai strategi biar waktu menanya teman-teman ga begitu banyak hihihihi~ ga pake janjian sama partner tapi kita berondong pertanyaan ke Prof. Tapi tetep~ si Prof minta mahasiswi/a yang lain buat nanya. Alhamdulillah, tek-tok bola dari saya dan partner berjalan lancar. Tepuk tangan menggema di kelas. Aslina eta mah saya asa kumaha kitu~ masalahnya ini bukan bidang saya, tapi saya nekat presentasi pertama dengan bahan yang OMG!
Break time! Semua teman-teman di kelas mengucapkan Terima Kasih karena presentasi kami sangat mencerahkan sekeli, jadi teman-teman paham dengan isi jurnal. Asli ini mah saya pengen nangis terharu! Allah, hatur nuhuuunn~ Cepet-cepet saya dan partner keluar kelas dan cari minuman dingin. Asli, panas! Hahaha... Saya berkali-kali ngucapin makasih ke partner saya karena udah mau bersabar ngajarin saya dan berdiskusi muter-muter! Love her! Ini saya, kalo berterima kasih suka ngasih coklat, termasuk sebungkus coklat manis buat partner saya yang manis ^^ aaaahhh, suka! Alhamdulillah ^^
Oia, u know what~ pas proses memahami isi jurnal saya sampe harus kontak teman-teman saya di tanah air yang jurusannya linguistik, dan huhuhu... mereka belum sampai materi ini. Tapi cukup membantu. Terima Kasih. Dan saya pun memberanikan menghubungi Prof saya di Tanah Air buat tanya-tanya tentang materi presentasi saya. Tapi Prof balas chatting saya beberapa jam setelah saya presentasi. Nuhun Prof udah ngebales chatting saya. Beliau pasti sangat sibuk sekali. Maaf mengganggu.
Di akhir kelas Prof tiba-tiba bilang. Okee~ presentasi berlanjut yaaa~ jadi nanti setelah semua selesai balik lagi ke kelompok satu (baca: kelompok saya!). Semua wajah cantik kami memucat tiba-tiba T_T~ tapi sumpah, Prof Tuesday saya kece! Keren! Semoga istiqomah ya Prof keren nya hehehehe :D
Beginilah cerita selasa saya minggu ini. Jangan nyerah teman sebelum kamu mencoba. Maksimal, insya Allah ada jalan ^^
Seoul 18 Maret 2015 09.48 PM
Label:
CurCol,
Di Korea,
Lived Experiences
08 Maret 2015
Bohong
Bohong kalau cinta tak meminta balasan.
Bohong kalau cinta itu putih tak bernoda.
Bohong.
Semuanya bohong.
Semuanya ga ada.
Seoul 09.03.15 11.20 PM
Bohong kalau cinta itu putih tak bernoda.
Bohong.
Semuanya bohong.
Semuanya ga ada.
Seoul 09.03.15 11.20 PM
05 Maret 2015
Doi mabok di kamer. Yaaa!!!
Sudah lama tidak menulis. Banyak kata-kata di otak saya, berdesakan. Cuma berdesakan. Tak ingin keluar. Mereka masih betah di dalam. Hallaaaahh~ naon sih... ^^v
Sekarang lagi pengen cerita betapa menjengkelkannya roommate baru saya yang berasal dari negara yang super padat disana. Dua malam yang lalu, si doi ngobrol di hape entah sama siapa dengan bahasa planetnya. Mau nelpon di kamer gapapa, asal ga pake volume maksimal. Tapiiii, nih cewe ngejengkelin banget. Malah ngobrol dengan speaker alias loud speaker mode on. Haiiisshh~ berasa kamer sendiri. Kalo sebentar gpp, kalo lama? Iyes~ kurang lebih 30 menit saya harus menahan sabar. Jelas-jelas saya pegang buku dan baca. Doi nyantai aja dengan volume suara yang udah kayak pake toa ketawa-ketawa sama temennya. Tiga puluh menit kemudian--- saya setel musik kenceng. Doi langsung diem. Saya matiin musik saya.
Yang parah adalah kemaren malam, si doi pulang dalam keadaan tidak sadar alias mabok alias teler. Waktu menunjukan pukul (sekitar) 00.30 dini hari. Doi datang di geret pake kursi yang ada rodanya. Di geret sama dua cowo dan dua cewe. Langsung ngagusruklah badannya di lantai pintu masuk. Muntah. Bau. Dan pastinya ngejengkelin buat saya dan teman saya. Selama ngegelatak di lantai doi terus teriak-teriak. Dan halooo~ ini waktunya tidur. Langsung saya telpon Resident Assistant (RA) yang tadi nganter doi ke kamer. Saya minta si doi segera dipindahkan karena saya dan teman saya butuh istirahat. Datanglah si RA dengan ajussi satpam dan temannya satu lagi, lengkap dengan kursi beroda. Si mabok keukeuh ga mau pindah. Mau tidur di kamer katanya. Akhirnya dipaksa dan diangkatlah doi ke kursi beroda. Di geret dan di bawa entah kemana. Terus kamer gimana? Hadeeeuuhh~ dini hari saya dan teman saya harus ngepel muntahannya yang weeekkk~ bau!
Paginya. Paginya saya harus pergi pagi2. Si doi yang dateng ke kamer jam 5 pagi masih tidur di kasurnya. Waktu saya balik saya dapet kabar dari temen, katanya doi minta maap dan berjanji hal ini ga akan terjadi lagi. Doi pun cerita kenapa dia mabok parah. Coba tebak kenapa! Doi mabok karena ga dapet tiket konser artis Korea kesayangangannya. Ini konser terakhir si artis sebelum wajib militer selama dua tahun. Bengong saya! Tepok jidat! Temen saya pun geleng2 dan sorry, kamu mengganggu dan menakutkan, harus di laporin.
Disini nih~ saya merasa amat sangat bersyukur dilahirkan menjadi muslimah dengan aturannya yang sangat menjaga. Disini nih~ saya berterimakasih sama orang tua dan keluarga yang ketat banget mendidik saya. Saya tak sempurna, tapi saya ingin dan harus menjadi lebih baik. Tidak mengganggu orang. Tidak menyebalkan.
Seoul 5.3.15 01.31 PM
Langganan:
Postingan (Atom)