12 Maret 2014

괜히..

시간이 이렇게 가는지 모르겠다,
시간을 되돌릴 수 있으면 좋겠다,
너를 다시 한번 사랑해 볼가~
이렇게 하늘이 노랗다 되는데 짜증이 나다.

그럴 변하기 나에게 주면, 다시 돌아올가.
완전, 이런 괜히 이다.

전주, 12.3.14  10.49 오전

06 Maret 2014

Mamah dan impinya~

Satu malam saya berbincang dengan mamah tercinta via skype. Banyak yang kami bicarakan, seperti saling menanyakan kabar, saling bercerita ini-itu, di antara kami bahkan keluarga, saya termasuk orang yang paling khawatir. Dan di keluarga, mungkin cuma saya anak satu-satunya yang selalu tanya setiap detik kegiatan mamah, bagaimana di kantor, tadi ngapain aja di kantor, hari ini masak apa, mamah lagi pengen apa, semua-muanya saya tanyain. Termasuk 'memarahi' mamah untuk ga sering nyetir motor dan ga nyelip kalo nyetir mobil. Saya juga yang cerewet buat ngingetin mamah minum vitamin, apapun, yang penting ada vitamin masuk. Ah, betapa sayangnya saya sama mamah. Sangat sayang. Hingga pada satu topik yang paling saya tidak suka, mamah beberapa kali menceritakan anak-anak temannya, yang sudah menikahlah, yang sudah punya cuculah, yang bekerja disinilah, yang gajinya seginilah, yang minggu depan akan menikahlah, yang ini dan itu. Berkali-kali saya selalu bilang kalau saya paling tidak suka dibanding-bandingkan karena bagaimanapun setiap anak punya ceritanya. Tapi kali ini saya benar-benar menangis, hati ini tersayat ketika mamah bilang : anak teman mamah udah bisa ngebiayain mamahnya umroh. Mamah kapan? Kenapa anak-anak mamah belum bisa? Mamah pengen umroh, teh. - Kurang lebih seperti itu. Menangis hati ini, deras air mata ini, betapa saya belum bisa membahagiakan mamah. Saya terlalu sibuk dengan diri sendiri. Dan untuk hal ini, saya harus bisa! 

Kali itu saya tidak marah ketika mamah bercerita tentang anak temannya, tapi saya malu, malu pada diri sendiri. Mamah tidak pernah minta apapun, tapi pertama kalinya mamah minta dan saya belum sanggup. Mulailah saya memutar otak untuk sesegera mungkin memenuhi impian mamah. Dan setiap melakukan apapun, saya ingat impian mamah, termasuk siang ini ketika saya bangun dari tidur siang, saya teringat impian mamah, lagi. Dan terbesit selalu tanya pada diri : 

"sudahkah hadir saya di dunia memberi manfaat untuk orang lain? Sudahkah keberadaan saya di dunia membawa sedikit bahagia bagi mereka? Sudahkan saya membuat mereka tersenyum?"

Kita pergi umroh nanti Mah, segera. Insya Allah ^^

Jeonju. 6.3.14

05 Maret 2014

Setidaknya, ada pundak.

Lalu, aku harus apa?
Ketika semuanya tak lagi mudah,
untukku-
Berdiri bukan jalan, begitupun duduk.
Tak ada jalan.

Aku percaya pada satu bait lagu, bahwa tiada beban tanpa pundak. Semuanya bukan berarti akan baik-baik saja. Bukan berarti mendung akan hilang begitu saja. Bukan berarti semuanya membaik. Tapi setidaknya, ketika kamu letih ada pundak untukmu bersandar. Entah pundak siapa. Tapi setidaknya, pundak itu bisa sedikit membuat tenang. Setidaknya. 

Jeonju, Feb 14.

Detik sudah seperti itu,-

Tak semuanya harus di akhiri, 
Meski yang kita mulai harus kita selesaikan.
Ada rumah yang harus kita kunjungi,
Tapi tak harus kita diami.

Dan detik-
sudah sepeti itu,
akan selalu berlalu,
meski tak ingin dilalui.

Jeonju, Feb 14