25 Maret 2016

Spring 2016

Hangat mentari siang ditemani sapuan sejuk angin kali ini membawa kakiku melangkah ke halaman utama kampus. Ada banyak blok rerumputan yang mulai tumbuh, menghijau. Tidak sedikit dari mereka yang membuat lingkaran bersama teman-temannya dan mulai berbincang asyik. Tak hanya gelak tawa yang menceriakan siang itu, tapi juga nyayian dan tarian dari kumpulan mahasiswa. Mahasiswa baru, sepertinya. Merayakan sebuah keberhasilan bisa menjadi mahasiswa di kampus ini. Ya, yang mereka lakukan itu semacam ritual mengungkap rasa bahagia.

Saya, siang itu menaruh pelan-pelan tas seberat kurang lebih tiga kilogram yang saya gendong sejak pagi tadi. Tas ransel hitam yang sudah robek dibagian tali pundak sebelah kanan itu saya letakan di rumput dan saya jadikan alas bantal untuk sekejap menutup mata. Berbaring sambil mengucap terima kasih. Terima kasih untuk hangat; untuk dingin; untuk kebahagiaan; untuk masalah; untuk ujian; dan untuk jawaban.

Spring datang dan saya ingin membiarkan matahari memercikan sinarnya di wajah ini. Saya- tentu saja menikmatinya. Tak hanya itu, saya tak keberatan ia masuk ke dalam setiap sela rajutan benang yang membalut tubuh ini. 

Saya tahu ini sesaat- karena semua akan berganti. Semua bercerita- tidak hanya aku, tapi juga matahari. Tidak hanya kamu, tapi juga daun yang tak tersentuh. Semua bercerita.

- feeling so emotional.
- bersambung.


Seoul 25 Maret 2016  06.25 PM




Belajar di Luar Negeri Part 1

Belajar di luar negeri itu belajar menjadi individu yang kuat dan ga cengeng. Heu, walau rasa ingin teriak kencang kalau lagi benar-benar sulit dan mentok, seperti saat ini - ketika menulis tulisan ini. Kenapa? Iya~ susah ya susah sendiri. Sedekat apapun teman, tak akan membantu. Mereka cuma bisa bilang "semangat! fighting!" Jangan harap ada duduk bersama dan berdiskusi. Itu cuma ada di kelas. Setelah jam kelas selesai, semua berlari dan sibuk dengan agenda masing-masing. Tugas kelompok? Bagi tugas- kerjakan masing-masing dan kumpulkan di satu orang kemudian di satukan. Selesai. 

Oh Allah Yang Maha Baik, saya rasa kesulitan saat ini. Bantu saya *tearing*

Seoul 25 Maret 2016  06.12 PM

Hujan

Mari kita bermain hujan lagi.
Pakai payung yang sama-
Agar semua memori yang lalu terangkai kembali.
Tapi kali ini kita harus mengabadikannya lebih lama.

Tak perlu jemput aku,
Kita bertemu saja di tempat yang sama,
Seperti waktu itu- agar semua cerita lalu terpilin kembali,
Tentang aku yang lugu.

Mari kita bermain hujan lagi,
Ku tendang pohon itu dan kamu harus berada di bawahnya,
Biarkan aku yang menang dan tertawa,
Lalu kamu pura-pura sebal sambil mengejarku,
Kali ini kamu boleh mencubit pipiku-

Mari kita bermain hujan lagi,
Tak usah pedulikan orang yang sedari tadi memperhatikan kita-
Apalagi pedulikan baju basah.
Biar aku yang menginjak genangan air itu-
Kamu harus janji, biarkan aku yang menang hingga bajumu sedikit basah.
Kali ini kamu boleh membelaiku gemas.

Aku ingin bermain hujan dan membiarkan lara terbasuh air hujan-
hingga hilang dan hanyut di gorong-gorong.
Dan kolam itu tak lagi kering.


Seoul  25 Maret 2016  06.02 PM

14 Maret 2016

Kangen Suami. Titik.

Seoul 14 March 2016  09.34 PM