12 November 2015

Ayah.

Bagaimana aku harus mendeskripsikan tentang Ayah?
Ceritanya begitu lampau. Kenangannya tak bisa kusimpan baik.

Ajari aku bercerita tentang Ayah.
Cerita yang selalu anak perempuan banggakan di setiap detiknya. Ajari aku memilin kata-kata indah tentang Ayah..

Beritahu aku bagaimana melukis wajah Ayah.
Wajah yang teduh yang bisa mereka kecup di setiap detiknya. Beritahu aku darimana harus menuangkan tinta hingga jadi sebuah lukisan teduh wajahnya. Wajah Ayah.

Ceritakan padaku hangatnya pelukan Ayah.
Mereka bilang tubuh tegapnya selalu ada untuk melindungi mereka dan menghapuskan lelah mereka, anak perempuan Ayah. Seperti apa hangatnya? Ceritakan padaku. Sehangat mentari di musim dingin kah? Atau sehangat kopi yang baru diseduh?

Tunjukan padaku bagaimana Ayah menuntun anak perempuannya.
Tangan kuatnya tak pernah berhenti menggenggam jemari mungil anak perempuannya. Itu cerita mereka. Itu yang kulihat di banyak gambar. Tunjukan padaku seberapa erat genggaman tangan Ayah yang berhasil menuntunmu hingga mengukir senyum di wajahmu. 

Beritahu aku bagaimana Ayah menyeka air matamu.
Beritahu aku bagaimana Ayah memanjakanmu.
Beritahu aku bagaimana Ayah mengkhawatirkanmu.
Beritahu aku bagaimana Ayah menghiburmu. 
Beritahu aku bagaimana Ayah memelukmu dan menciummu.
Beritahu aku.

Selamat hari Ayah.
Mari kita bertemu dalam mimpi dulu, Yah.


Seoul 13 Nov 2015   01.30 AM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar