28 Februari 2017

Halmoni ^^

Saya ingin bercerita tentang Halmoni (nenek) pemilik gedung dimana saya menyewa sebuah rumah mungil. Kenapa tiba-tiba saya ingin bercerita? Karena semalam saya baru mengunjunginya untuk satu keperluan. Saya menyerah berbicara dengan Halmoni, bahasanya kurang jelas buat saya yang Bahasa Korea nya masih sangat minim. Alhasil, saya ajak serta teman saya yang jago Bahasa Korea nya. Oia, ditambah lagi- ngomong sama Halmoni harus pakai volume suara tinggi ^^v karena pendengarannya - dan suara saya amatlah mungil. Usia Halmoni mungkin sudah 80an. Sudah sangat tua. Tapi aura cantiknya sangat terpancar. Kayaknya Halmoni mudanya cuantik mungil gitu- plus mungkin cerewer hihihi ^^

Ngomongin Halmoni, ngomongin kesendirian huhuhu T-T. Sedih deh ngeliatnya- Halmoni yang sudah tua ini tinggal sendiri di lantai 3 dari 4 lantai gedung miliknya. Anaknya laki-laki, tinggal di Amerika dengan istri dan anaknya. Mereka semua memilih tinggal di Amerika, entah apa alasannya. Yang saya tahu mereka membuka sebuah cafe di Amerika.  

Meskipun setiap beberapa bulan sekali anak Halmoni datang untuk menjenguk Halmoni (ibunya), tetap saja saya merasa sangat sedih- kasihan. Halmoni harus tinggal sendiri, menghabisi masa tua nya dengan televisi dan rumah sakit. Halmoni ini termasuk rajin sekali pergi ke rumah sakit karena beberapa keluhan sakit di tubuhnya. Dan beberapa hari yang lalu, beberapa kali saya mengetuk pintu rumahnya- tapi ga ada sautan. Berkali-kali, berhari-hari. Dan saya khawatir. Tapi Alhamdulillah kemaren Halmoni baik-baik saja ^^

Halmoni yang kesepian ini senang sekali kalau saya dan teman saya berkunjung. Beliau banyak cerita, banyak curhat, dan banyak mengeluh. Semuanya tidak jauh dari tema anak dan sakit. Beberapa penyakit yang Halmoni miliki adalah ingatan yang pendek dan sendi-sendi yang sakit. Kata anak Halmoni, Halmoni ini kalau bangun tidur lupa semuanya- kadang bertanya 'saya dimana', 'saya harus ngapain', dll. Oh Halmoni --

Sambil mendengarkan Halmoni berkeluh kesah tadi malam, sambil saya membayangkan masa tua nanti yang mungkin kelak akan menghampiri saya. Semoga nanti saya bisa menghabiskan masa tua dengan mereka yang saya cintai- suami, anak, dan cucu, Jauh dari kesendirian dan kehilangan. Ah- rindu mamah yang sudah saya tinggalkan beberapa tahun. Maafin teteh, mah. Teteh segera kembali. 


Ilsan. 28 Feb 2017    08.05 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar