06 Agustus 2016

Papih dan D

Biarkan saya bercerita sedikit tentang seorang yang saya kagumi, sebelum kemudian saya harus melanjutkan tugas kuliah yang sudah sekitar dua bulan saya biarkan. Orang yang akan saya ceritakan adalah satu dosen saya ketika saya kuliah di salah satu universitas negeri di Bandung.

Berawal dari sesuatu yang membuai bari jeung bikin saya mikir penasaran, sedikit misterius dan ngegemesin. Nah lhoo~ iya, saya suka puisi dan berpuisi. Ga jarang meleleh sama orang yang suka ngasih puisi kode-kode hahaha ^^ *jaman baheula pisan* tapi asli, saya selalu jatuh cinta dengan rangkaian kata-kata yang tak jarang memakan waktu lama untuk mengurai artinya. Hingga saat ini, saya tetap jatuh cinta dan mencinta. Termasuk membacanya, baik dalam hati atau pun dilantangkan. Tapi harus udahan untuk yang satu ini- heu.. ga dikasih ijin suami. *semoga suami baca tulisan saya terus nijinin buat bikin album musikalisasi puisi-aamiin*

Lanjut! Kemaren saya melihat news feed facebook saya, dan menemukan beliau memposting sesuatu disertai link blog barunya. Langsung saya meluncur- sekilas membaca kemudian berkomentar ^^ meninggalkan jejak ceritanya. Dari situ kemudian memori lalu muncul *sambil senyum-senyum*

Beliau adalah seorang dosen berusia hmmm.. mungkin 50 tahun-an. Mengajar beberapa mata kuliah yang berhubungan dengan sastra, termasuk puisi. Yep, exploring poetry. Ah, beliau juga pernah mengajar di kelas pronunciation. Dan, KEREN! Walau banyak mahasiswa panik di buatnya karena beliau sedikit menakutkan ketika mengajar pronunciation

Saya selalu semangat mengambil kelas beliau dan sebagian teman saya justru- mmm.. agak males. Hihihi~ dengan alasan A sampai Z yang mereka punya. Sampai satu saat- kami semua harus mengambil mata kuliah 'exploring poetry' dimana pengajarnya adalah beliau- berbagai macam puisi dari yang pendek sampai yang panajang di paparkan lengkap dengan sejarahnya. Ga sedikit mahasiswa yang bingung- termasuk saya! Bukan rahasia lagi betapa saya mengaguminya- entahlah, aura bapak misterius, dan segudang ilmu terpancar jelas di wajahnya bikin saya penasaran dan haus ilmu. Teman-teman sekelas tau betapa saya mengaguminya- sampai saya membuat panggilan rahasia "papih" haha :D bodor ini mah. Setiap beliau lewat atau terlihat, teman-teman selalu panggil saya dan bilang "de, papih tuh" atau "de, tau ga- si papih bla-bla-bla" ^^

Kembali, saya sangat yakin kalau saya adalah the only one mahasiswa yang antusias dengan mata kuliahnya, saat itu. Tapi hal yang mengejutkan terjadi- ini pertama kalinya dalam sejarah perkuliahan saya. Beliau, ngasih saya nilai D yang it means saya harus mengulang. Yang dapet D di kelas mungkin cuma 3 sampai 7 orang (dari 40-an mahasisswa). Hah? Kecewa dan agak trauma- tapi mikir side yang lain. Aha! Saya bisa nongkrong di kelas beliau lagi ^^ hahaha :D- temen-temen heran saya dapet D tapi yasudlah ya. Semester berikutnya, saya dan beberapa teman saya duduk manis di deretan bangku belakang. Iya, sudah jadi aturan tidak tertulis bahwa senior duduk di deretan bangku belakang- mengalah untuk junior hahaha :D. Kemudian apa yang saya lakukan- iyes, saya sibuk merekam suara beliau ketika membaca beberapa puisi di kelas. Haha :D -sampai saat ini filenya masih ada lhoooo- ^o^

'Kegilaan' saya yang lain adalah selalu mencari kesempatan untuk ngobrol dengan beliau. Caranya? Saya selalu lambat membereskan barang-barang ketika kelas selesai. Kenapa? Karena beliau lebih sering keluar paling akhir- iya, setelah semua mahasiswa keluar kelas. Eing-ing-eing.. beliau keluar dan saya keluar, kemudian menyapa dengan beberapa pertanyaan sehingga terjadi diskusi kecil yang saya rencanakan dan harapkan hihihi ^^v lumayan- dari kelas lantai 4 atau 5 sampai lantai 2, kantor jurusan. Hal yang sering kami bicarakan adalah, puisi, feminis, islam- yang tentunya bertautan dengan pelajaran-pelajaran hidup. 

Ngobrol sama beliau asyik- tapi banyak juga deg-degannya. Iya- takut tiba-tiba di kasih pertanyaan dan saya ga paham. Pokoknya, pandangan saya tentang beliau itu sedikit jauh berbeda dengan penilaian teman-teman. 

Satu hari, saya memutuskan untuk mengikuti seleksi beasiswa ke Amerika. Dua kali saya mengikuti seleksi ini dan beliau adalah satu dosen yang ga pernah absen ngasih saya surat rekomendasi. Entah aplikasi yang ke berapa, saya ingat benar, beliau menyuruh saya masuk ke ruangan dosen dan meminta saya duduk. Katanya, beliau tidak tau tentang saya- jadi saat itu sambil mengetik surat rekomendasi, sambil beliau melempari saya beberapa pertanyaan. Saya sih hepi bangeeet ^^ haha. Hari itu, ada kurang lebih dua cangkir kopi dan mungkin empat batang rokok yang beliau habiskan sambil mengetik surat rekomendasi. Iya, surat untuk saya- meski lagi-lagi saya gagal alias ga lolos. 

Berlanjut- saya memutuskan untuk ikut seleksi beasiswa ke Korea. Dan saya meminta kesediaan beliau lagi untuk menulis surat rekomendasi. Sampai aplikasi yang kedua beliau bilang- mungkin kamu harus coba minta surat rekomendasi ke yang lebih baik biar lulus- jangan saya. Tapi keukeuh saya minta beliau. Kurang lebih begitu. Sampai aplikasi ketiga- beliau tanya : "mau coba sampai kapan apply beasiswa?" Dan dengan yakin saya bilang- "ini yang terakhir, pak." Heu- iya.. beliau tau betapa saya pengen banget kuliah di luar negeri.

Terima kasih banyak. Terima kasih tak terbatas untuk beliau.

Sampai saat ini saya masih mengaguminya- cara berpikirnya; caranya merangkai kata menjadi sebuah tulisan dengan banyak makna; cara beliau menyampaikan pesan melalui poto hasil jepretannya ^^. Saya suka semuanya- kecuali rokoknya- heu. Eh, tapi kabarnya papih udah berenti rokok! Yeay! ^^

Ups- ada lagi yang saya ingat. Setiap ada kabar tentang papih, teman-teman saya selalu semangat men-share, khususnya sama saya, salah satu contohnya adalah ketika papih mem-follow blog dan IG teman saya. Iyuuuh- eta mah saya jealous, haha :D. Tapi eng-ing-eng, dengan bangga juga satu hari saya pamer ke teman-teman kalau papih juga follow blog saya ini ^^ *jingkrak-jingkrak* heheh- walau ga yakin dibaca juga siiihh ^^ - tapi IG saya belum di follow eeeuyy~

Saya berjanji dalam hati- saya ingin memberi hadiah untuk papih: sebuah kado dari Korea dan sebuah buku karya saya yang entah kapan terealisasi dan menulis namanya lengkap dengan ucapan terima kasih yang tulus. 

Ada dua hal yang sampai saat ini belum kesampaian dan masih berharap satu saat nanti terjadi. Pertama, saya pengeeeen banget papih mengundang saya untuk minum kopi sambil ngobrol santai tentang puisi atau pelajaran hidup. Ah- kapan yaaa?
Kedua, saya ingin sekali kerjasama dengan papih- satu ruangan yang sema, sebagai dosen senior dan dosen junior. Yang ini sempat saya utarakan, dan papih bilang kalau papih akan segera pensiun. Papih bilang- "kamu bisa menggantikan saya di cubicle ini"- iya, diruangannya. ^^ 


Sehat selalu, pak. 
Bahagia selalu, pak.


Seoul 6 Agustus 2016   04.35 PM



3 komentar: