01 Februari 2015

Dihimpit sangat sempit

Angin dinginnya tetap memaksa masuk, meski tiga lapis baju, satu sweater, dan satu jaket tebal sudah membungkus tubuh ini. Dinginnya memenuhi rongga sempit sarung tangan wol ku. Tak pernah menyerah. Untuk masuk dan untuk mengusirnya pergi tanpa kata.

Tak seperti angin dingin, aku merindukanmu tanpa paksa. Tapi benar, memenuhi setiap rongga meski dihimpit sangat sempit. Pula tak ingin menyerah. 

Seoul. 1.2.15  12.40 PM

2 komentar:

  1. Semoga tak lama. Sebab begitu sempit itu usai, akan ada lega.

    BalasHapus
  2. Kayak pas pilek trus mampet trus sembuh~ gitu ya? ploong~

    BalasHapus