29 Mei 2015

Ayo diminum dulu es nya, teh.

Saya sedang belajar di sebuah cafe, mengerjakan tugas yang mulai dihimpit deadline. Saya pergi ke cafe ini karena memang cafe ini adalah cafe yang di desain pemiliknya untuk belajar. Bukan hanya saya saja yang serius belajar, membaca buku atau mengetik sesuatu di keyboard laptop. Semua orang disini fokus dengan pekerjaannya. Tanpa suara. 

Dan tiba-tiba, dua orang dari negara 'itu' datang setelah saya menghabiskan tiga jam disini. Meletakan tas dan bukunya di meja panjang dimana saya dan dua orang teman saya sedang mengerjakan tugas, tanpa suara. Dipertegas, bukan hanya kami yang tanpa suara, tapi semua pengunjung cafe ini.

Dan kalian tau apa yang mereka lakukan? Berbicara keras. Ngobrol dengan suara yang bikin saya sedikit terpancing emosi. Pasalnya bukan saat ini saja saya mengalami hal ini. Saya setiap hari tinggal dengan orang yang berasal dari negara yang sama dengan dua orang yang baru datang ini. Saya berusaha untuk tidak menyamakan mereka satu sama lain atau mengotakan mereka di kotak dengan label "Orang-orang teu baleg ngontrol volum suara" tapi ... Astaghfirullah. Allah, maafkan saya.

Iya, dua orang ini sangat berisik. Ingin rasanya menulis surat 'cinta' kepada mereka. Memberi sedikit penjelasan tentang tempat ini. Membantu mereka untuk membuka mata dan melihat apa yang sedang orang-orang lakukan disini, belajar tanpa suara. Tapi kemudian teman saya bilang "ayo diminum dulu es nya, teh". 

Maafkan saya. 

Seoul 29 Mei 2015  08.39 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar