28 Mei 2015

Kedai Kopi Hero

Ditengah-tengah kuliah entah kenapa saya teringat satu kedai kopi di kota kelahiran saya. Saya lebih suka menyebut kedai kopi daripada cafe. Kenapa? Buat saya itu terdengar lebih hangat dan bersahabat. Lebih adem juga daripada cafe. Hihihi... Ini mah kata saya.

Ada apa dengan kedai kopi itu? Iya, jadi setiap habis seharian kerja, hampir setiap hari saya nongkrong dulu sebelum pulang. Saya sih tipe orang yang ga ribet sms sana-sini cari temen buat nongkrong bareng. Cukup cari kedai kopi dengan musik yang soft dan ga terlalu ramai. Dan satu buku novel. Itu sudah sangat cukup. Dan saya menemukan kedai kopi ini setelah keliling kota. Iya, berawal dari coba-coba. Buat saya harga ga masalah, karena saya kerja dan saya sendiri. Itu bagian dari ucapan terima kasih pada diri yang sudah hebat kerja di empat tempat sekaligus dalam satu hari. 

Kedai kopi yang saya ceritakan ini terletak di ujung parkiran salah satu mal di Cirebon, namanya Hero, kalau nama kedai kopinya saya lupa hihi.. tapi emang cuma satu-satunya. Bukan termasuk kedai kopi besar atau terkenal. Kedai kopi ini sangat kecil dibanding dengan cafe-cafe yang bermunculan sekarang. Tapi ga tau kenapa, kecil tapi jadi pilihan buat saya. Iya, nyaman. Si mba nya sudah hafal saya karena saya pengunjung setia yang datang sendirian dan malam-malam. Saya kerja sampai jam 8 malam dan iyes~ langsung meluncur ke tempat ini cuma buat nempelin pundak di sofa empuk sambil dimanjain musik Sabrina malem-malem. Kopi dan cemilan datang, langsung deh buka novel. Ini nih yang lagi saya rindukan. Abis seharian kerja terus memanjakan diri itu rasanya, wah! 

Ga jarang saya ketemuan dengan partner kerja disini buat ngobrolin kerjaan sambil ngopi nyantai. Walo saya ga suka bawa kerjaan pas lagi nyantai tapi suasana memaafkannya. Terakhir saya pulang kedai kopinya sudah tutup. Sedih. Nanti saya yang bikin deh. Kedai Kopi Saya. Terdengar lucu hihihi~

Ah~ sepertinya saya sedang merindu. 

Seoul 28 Mei 2015   11.02 AM

3 komentar:

  1. kenapa saya merasa ini lebih dari sekedar mengenang sebuah kedai kopi dan masa lalu, ya?
    Ah, sepertinya saya berasumsi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih dari sekedar mengenang sebuah kedai kopi dan masa lalu? Maksudnya seperti apa? Hmmm...

      Hapus
  2. Hmmmm... hmmm.... hm. (Humming)

    BalasHapus